usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat

Kamis, 01 Mei 2014

Jurnalisme menghasilkan berita. Berita harus disiarkan melalui media, baik media penyiaran, media interaktif, media sosial, maupun media pers. Maka dari itu, hasil jurnalisme tidak akan pernah sampai kepada khalayak tanpa disiarkan salah satu media tersebut.

Menilik media pers, sesungguhnya ia menempati empat posisi (Lihat: Analisis Pers: Teori dan Praktik karya Ana Nadhya Abrar terbitan Cahaya Atma Pustaka tahun 2011). 

Pertama, sebagai media komunikasi. Dalam hal ini, media pers bertujuan untuk menyeimbangkan informasi. Ia tidak berpihak.

Kedua, sebagai lembaga sosial. Dalam posisi ini, media pers bertujuan mencerdaskan khalayak, membela yang tertindas, mengingatkan yang berkuasa, dan mengembangkan opini publik. Ia mengutamakan kepentingan khalayak.

Ketiga, sebagai berita. Dalam kaitan ini, media pers bertujuan untuk menghilangkan kecemasan informasi (information anxiety). Ia harus melayani hak mengetahui dan hak menyatakan pendapat yang dimiliki khalayak.

Keempat, sebagai lembaga ekonomi. Pada posisi ini, media pers bertujuan menjadikan dirinya sebagai industri yang menghasilkan uang sebanyak-banyaknya. Untuk itu, ia harus melayani keinginan khalayak.

Bertolak dari sini, kita tentu mengerti bahwa berita yang dihasilkan jurnalisme disiarkan oleh media pers sesuai dengan tujuan media pers bersangkutan. Kalau sebuah media pers, pada satu saat, bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, berita yang disiarkannya akan menjadi komoditas saja. Kalau sebuah media pers, pada satu ketika, bertujuan ingin mencerdaskan khalayak, berita yang disiarkannya akan mendidik. Dengan kata lain, tujuan media pers yang menyiarkan berita sangat mempengaruhi keberadaan jurnalisme.

Sampai di sini, tentu timbul pertanyaan, apakah jurnalisme tidak punya tujuan sendiri? Jawabannya tegas, punya.
Apa tujuannya? Melayani dan mengungkapkan kebenaran. Ini sesuai dengan semangat jurnalisme (Baca: Spirit Jurnalisme).
Lalu, mungkinkah tujuan jurnalisme ini tercapai dalam setiap berita yang disiarkan media pers?Jawabannya tergantung dari media pers yang menyiarkan hasil jurnalisme. Kalau wartawan mematuhi semua kaidah hukum dan moral profesi wartawan, tentu tujuan jurnalisme tercapai. Kalau media pers mengapresiasi tujuan jurnalisme ini, tentu berita yang disiarkannya akan mengungkapkan kebenaran. Maka dari itu, tercapai tidaknya tujuan jurnalisme sangat ditentukan oleh wartawan yang mempraktikan jurnalisme dan media pers yang menyiarkan hasil jurnalisme tersebut.***


Rejodani, 29 April 2014 

0 komentar:

Posting Komentar

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.