Melampaui
Panggilan Tugas
Beyond
The Call of Duty
Tony
Agus Ardie
Editing
dan Supervisi: Sri-Edi Swasono
Penulis:
Ana Nadhya Abrar dan Tuti Widiastuti
Penerbit:
Yayasan Hatta, Jakarta
Tahun
Terbit: 2010
Buku ini merupakan proyek
pertamaku menulis otobiografi tokoh. Aku mendapat proyek ini atas
rekomendasi salah seorang penguji tesisku, Prof. M. Alwi Dahlan,
Ph.D. Tentu saja aku senang mengerjakannya. Aku bisa mencurahkan
segala pengetahuanku tentang jurnalisme dalam menyelesaikannya.
Namun, sebagai penulis pemula,
aku punya banyak kelemahan. Di lain pihak, tokoh yang kukisahkan
punya language taste dan self editorship yang bagus.
Akibatnya, aku harus didampingi oleh penulis lain dalam menyelesaikan
proyek ini. Lebih dari itu, aku juga disupervisi oleh Prof. Dr.
Sri-Edi Swasono (SES).
Otobiografi ini terdiri atas 32
bab. Seluruh bab mencakup seluruh perjalanan hidup Tony Agus Ardie
(TAA) dan pergumulannya dengan nasibnya. Semua perjalanan hidup dan
pergumulan TAA dengan nasibnya dikisahkannya kepada penulis. Penulis
mengisahkannya sesuai dengan alur yang sudah disepakati, karakter
yang tersedia, motif yang mungkin, kronologi yang diinginkan TAA dan
setting yang ada. Hasilnya kemudian diserahkan kepada TAA
untuk diedit. Setelah lolos dari TAA barulah diserahkan kepada SES.
Dari proses ini, terlihat nyata
bahwa pekerjaan menerbitkan otobiografi TAA merupakan pekerjaan
kolektif. Semua yang terlibat dituntut untuk bersedia mendengarkan
saran TAA dan SES. Semua harus berbesar hati untuk menerima kritik
demi hasil yang diangankan TAA. Hasilnya memang lengkap. Ia bisa
menjadi sebagai catatan sejarah lengkap keluarga besar TAA. Tegasnya,
anggota keluarga besar TAA tidak akan kepaten obor lagi
tentang sejarah sesepuh mereka.
Judul otobiografi TAA di atas
bukan ditambah-tambahi dan bukan pula dikurang-kurangi. Dari sebagian
besar perjalanan hidupnya, TAA selalu ingin mengusahakan kebahagiaan
rakyat kecil, terutama mereka yang berada di desa-desa, dengan
merealisasikan sumber daya ekonomi dan ekonominya. Sekalipun
mengetahui bahwa itu bukan tugas resminya, dia tetap saja ingin
mewujudkannya. Dia merasa tak pantas menikmati karuniai Ilahi,
sementara rakyat kecil tetap tidak mendapat tempat yang layak di
negeri ini.***
Rejodani, 31 Maret 2014.
Jadi penasaran tentang biografi Tony Agus Ardie. Bagaimana cara dapat buku ini pak?
BalasHapus