usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat

Minggu, 11 Mei 2014

Perjalanan FEB UGM
dari Masa ke Masa
Penulis: Ana Nadhya Abrar
Penerbit: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tahun Terbit: 2012



Seperti apa persisnya dunia FEB UGM? Jawaban inilah yang hendak disajikan oleh buku ini. Jawaban ini, secara implisit, juga akan memperlihatkan mengapa FEB UGM tampil dengan visi dan misi seperti sekarang. Lalu, bagaimana cara menampilkan jawaban tersebut?
Semua jawaban di atas akan tampil melalui pencapaian setiap tokoh yang pernah menjadi dekan FEB dan profilnya. Profil setiap dekan ini penting mengingat dia tidak begitu saja memperoleh capaian itu. Dia sudah bekerja keras merealisasikan segala sumber dayanya. Realisasi tersebut, tanpa dia sadari, dipengaruhi oleh sifat, karakter, obsesi dan cita-citanya.
Jawaban itu tentu saja tidak akan tersaji dalam satu paragraf atau satu halaman buku, melainkan dalam seluruh isi buku. Seluruh isi buku akan memperlihatkan dinamika FEB UGM dalam horizon waktu. Ia juga akan mencatat karya-karya yang mengagumkan FEB UGM dan peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan hidup FEB UGM. Semua kisah tersebut mengandung makna. Makna inilah yang harus ditangkap khalayak menjawab pertanyaan pokok tentang bagaimana persisnya proses pembelajaran di FEB UGM selama 56 tahun.
Seluruh kisah perjalanan FEB UGM selama 56 tahun itu bisa digolongkan ke dalam dua dimensi waktu, yakni masa lampau dan masa kini. Kisah tentang masa lampau FEB UGM merupakan kisah tentang peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Kisah ini tentu saja lebih banyak mewarnai buku ini. Kisah ini harusnya membawa warisan bagi seluruh sivitas akademika FEB UGM. Warisan ini merupakan salah satu isi utama buku ini.
FEB UGM masa kini harus dihayati oleh sivitas akademika FEB UGM sebagai sebuah kehadiran bersama dengan mereka. Mereka seyogyanya menyadari kehadiran FEB UGM dengan diri mereka dalam kekinian yang merupakan dunia nyata. Maka bagaimana FEB UGM menghadirkan dirinya untuk sivitas akademika FEB UGM juga merupakan isi utama buku ini.

Demikianlah sebagian isi Prolog buku ini. Kutipan ini menunjukkan bahwa aku mempraktikkan teknik mengumpulkan fakta, menetapkan alur kisah, menentukan tokoh-tokoh yang harus berperan dalam alur kisah, menyajikan motif-motif dari setiap kisah yang penting, dan mempraktikkan teknik menulis kisah dalam menyelesaikan naskah buku ini. Semua kegiatan merupakan usahaku menulis profil lembaga menggunakan teknis jurnalisme. Tegasnya, aku bisa menyelesaikan naskah buku ini berkat praktik jurnalisme.***

Rejodani, 15 Mei 2014.

0 komentar:

Posting Komentar

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.