usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat

Minggu, 01 Juni 2014


Bagaimana Menulis Biografi: Perspektif Jurnalisme
Penulis: Ana Nadhya Abrar
Penerbit: Emerson, Yogyakarta
             Tahun Terbit: 2010
144 halaman + xiv



Penulis biografi (Biograf) mirip dengan wartawan: mengumpulkan fakta dan menuliskannya menjadi kabar atau kisah. Namun, biograf juga berbeda dengan wartawan. Wartawan bekerja pada media pers untuk kepentingan medianya dan masyarakat. Sedangkan biograf bekerja di bawah tokoh yang ditulisnya untuk kepentingan tokoh bersangkutan dan masyarakat.

Sama dengan sejarawan, biograf bertumpu pada bukti-bukti yang efektif. Bertolak dari bukti itulah biograf memahami dan menjelaskan kenyataan yang ada. Kendati begitu, biograf bukan sejarawan. Biograf hanya mengetengahkan fakta tentang perjalanan hidup dan pergumulan nasib seseorang yang dianggapnya penting, menarik, dan dramatik. Dengan begitu, kata Arif Zulkifli dalam buku Tjokroaminoto: Guru Para Pendiri Bangsa, yang muncul adalah pesona sejarah.

Untuk menjadi seorang biograf dengan kualifikasi di atas, agaknya buku ini bisa menolong Anda. Artinya, buku ini bisa Anda pakai sebagai rujukan untuk menulis biografi menggunakan teknis jurnalisme. Sebab, isinya memang dirancang untuk itu. Lihatlah, Bab I Pendahuluan. Ia berkisah tentang hakekat buku ini, yakni membentuk pengetahuan prosedural. Pengetahuan ini, kata Graves dkk. (1998), merupakan pengetahuan tentang bagaimana. Dalam konteks ini, pengetahuan ini meyakinkan pemiliknya bisa menulis biografi.

Bab II menjelaskan makna biografi. Bab III membicarakan fungsi biografi. Bab IV mendiskusikan unsur kejutan dalam biografi. Bab V memaparkan muatan isi biografi. Bab VI mendiskusikan proses penulisan biografi. Terakhir, Bab VII Penutup  menjelaskan latihan yang harus dilakukan sebelum menulis biografi, yaitu menulis profil pribadi. Sebab biografi, dari satu sisi, merupakan perluasan profil pribadi. Kalau Anda sudah terbiasa menulis profil pribadi seorang tokoh, insha Allah, Anda tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menulis biografi.

Lebih dari itu, di dalam buku ini terdapat banyak tanya jawab untuk meyakinkan Anda tentang pemahaman sebuah teknik. Sebuah contoh:
Bagaimana saya harus memulai menulis perjalanan hidup tokoh biografi?
Anda harus membayangkan penulisan biografi sebagai penulisan fakta kreatif. Fakta tentang perjalanan hidup tokohnya yang penting dan menarik Anda narasikan menggunakan gaya bahasa sastra.
Apakah ini berarti saya boleh mengurangi dan menambahi fakta perjalanan hidup tokohnya?
Anda tidak boleh mencampurkan fakta tentang perjalanan hidup tokoh dengan pendapat pribadi Anda. Anda harus mengisahkan perjalanan hidup tokoh apa adanya. Tetapi, Anda bisa memilih fakta yang menurut Anda penting dan menarik. Anda boleh juga memasukkan ceceran berita tentang tokoh itu.
Rejodani, 30 Mei 2014



0 komentar:

Posting Komentar

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.