usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat

Rabu, 02 April 2014

Mengenal Jurnalisme Lingkungan Hidup
Penulis: Ana Nadhya Abrar
Penerbit: Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Tahun Terbit: 1993





Buku ini memuat beberapa ihwal penting tentang jurnalisme lingkungan hidup, mulai dari strategi memberitakan informasi lingkungan hidup (hal. 13 – hal. 55), konsep jurnalisme lingkungan hidup (hal. 59 – hal. 99), dan gambaran wartawan lingkungan hidup (hal. 103 - hal. 155). Dari isi seperti ini, sesungguhnya pembaca akan memperoleh sense yang kuat tentang jurnalisme lingkungan hidup.

       Buku ini juga memuat petuah agar wartawan lingkungan hidup menikmati profesinya, yakni: (i) merancang kelompok diskusi internal, (ii) mengadakan acara pencerahan secara periodik, dan (iii) memilih wartawan lingkungan hidup teladan secara periodik pula. Yang terakhir ini tidak perlu dipaksakan. Kalau dalam satu periode yang sudah ditentukan tidak ada wartawan yang pantas memperoleh anugerah itu, anugerah itu tidak usah diberikan. Selanjutnya, Abrar menulis dalam buku tersebut, “Kesakralan” gelar teladan perlu dipertahankan. Agar ia benar-benar bermanfaat bagi penerimanya” (hal. 165).

Tidak berlebih-lebihan rasanya bila buku ini bisa dipakai sebagai pedoman bagi mereka yang sudah terbiasa menyiarkan berita lingkungan hidup dan akan menekuni pekerjaan menyiarkan berita lingkungan hidup.***
Rejodani, 30 Maret 2014

4 komentar:

  1. salam sukses bg. terkait buku ini, saya punya cerita ketika junior saya menemukan buku ini di antara rak-rak buku di sebuah toko di Pekanbaru, dan ia langsung membelinya. selanjutnya junior saya yang lain meminjamnya karena ia membutuhkannya untuk mengerjakan skripsinya. ia sempat minta tolong carikan saya buku lain terkait tema serupa di jogja, tapi tak ditemukan (apa karena usaha saya untuk mencarinya yg kurang), apakah memang tidak ada pengkaji masalah serupa bg? sehingga minimnya referensi tentang jurnalisme lingkungan ini? padahal dia juga merupakan elemen penting dalam praktik jurnalisme... trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam sukses juga. Wartawan lingkungan hidup banyak. Namun, pengkaji jurnalisme lingkungan hidup sedikit. Padahal jurnalisme lingkungan hidup akan maju bila wartawan dan pengkaji lingkungan hidupnya banyak. Jepang, termasuk yang paham dengan rumusan ini. Ia bersedia mengontrak orang asing yang mengerti jurnalisme lingkungan hidup untuk meneliti praktik jurnalisme lingkungan hidup di sana.Saya pernah dikontrak Nagoya University mengadakan riset lingkungan hidup di Jepang selama enam bulan pada tahun 1996.

      Hapus
  2. Selamat malam,
    Saya rizki mahasiswa komunikasi usu. Saat ini saya sedang mengerjakan skripsi tentang jurnalisme lingkungan dan sangat kesulitan menemukan referensi yang cocok. Saya telah berusaha mencari di beberapa perpustakaan dan toko buku dan hasilnya belum memuskan. Kalau boleh saya ingin membeli buku ini secara online. Terimakasih sebelumnya.

    BalasHapus
  3. Selamat malam,
    Saya rizki mahasiswa komunikasi usu. Saat ini saya sedang mengerjakan skripsi tentang jurnalisme lingkungan dan sangat kesulitan menemukan referensi yang cocok. Saya telah berusaha mencari di beberapa perpustakaan dan toko buku dan hasilnya belum memuskan. Kalau boleh saya ingin membeli buku ini secara online. Terimakasih sebelumnya.

    BalasHapus

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.