Minat
anak-anak Indonesia untuk mempelajari robotika kini semakin tumbuh.
Hampir setiap tahun ada saja di antara mereka yang sukses menjuarai
olimpiade robotik, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Keberhasilan
ini patut diapresiasi karena materi robotik kini telah menjadi salah
satu kegiatan ekstrakulikuler di banyak sekolah.
Salah
satu sekolah dasar yang kerap menjuarai olimpiade robotik adalah
Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya.
Terakhir,
anak-anak dari sekolah ini menjadi juara umum pada ajang
International Islamic School Robotic Olympiade (IISRO) 2013 di
Bandung. Dari 22 anak didik yang ikut perlombaan, 11 siswa di antara
mereka sukses menyabet medali dengan perincian 3 medali emas, 5
perunggu, dan 3 perak. Medali emas diraih Emirtry Rahmad S, Arya
Krisna, dan Ahmad Rafi di kategori Robot Transporter. Adapula
Ichdan Rasyid, M. Fauzan, dan Nabil Hadjoe di kategori Rescue.
Sementara Ichdan Rasyid dan M. Fauzan di kategori Low Cost.
Menurut
penanggungjawab ekstrakulikuler robotika Endik Setiawan, dari 10
kategori yang dilombakan, para siswa SDM 4 Surabaya berjaya di empat
kategori antara alain transporter atau pengangkut beban,
rescue atau robot penyelamat, dan kategori pengendali mikro.
“Dari
22 siswa itu ada yang meraih gelar ganda, Emirtry Rahmad meraih tiga
medali yakni 1 emas kategori Transporter dan 2 medali perunggu
di kategori Mikrokontroler dan Rescue,” ungkap Endik.
Robot
Transporter yang diciptakan Emirtry, Arya, dan Rafi dinilai
para juri sebagai robot modern dengan kecanggihan yang mampu
mengangkat beban. Kepala Sekolah SDM 4 Surabaya M. Sholihin
mengatakan, sekolah akan terus mengikutsertakan para siswa pada
lomba-lomba robotika yang lain, terutama di tingkat internasional.
“Kegiatan
ekstrakulikuler robotika diberikan kepada para siswa yang duduk di
kelas tiga sampai lima. Antusias para siswa sangat tinggi sehingga
mereka saling berlomba satu sama lain,” ungkap Sholihin, kepada
KORAN SINDO, Jumat (4/4).
Menurut
dia, robotika salah satu kemajuan teknologi elektronik yang juga
memiliki peran penting dalam membantu berbagai macam pekerjaan
manusia. Para ilmuwan yakin bahwa robot dapat membantu aktivitas
manusia selama 24 jam tanpa lelah. Karena itu, SDM 4 Surabaya tidak
ingin ketinggalan untuk ikut serta dalam mengikuti dinamika teknologi
robotika.
SDM
4 Surabaya salah satu pionir sebagai lembaga pendidikan dasar yang
mengajarkan anak didiknya mengenal robotik. Pada dua dekade yang
lalu, materi pembelajaran robotika masih terbatas diajarkan di
kampus-kampus yang memiliki jurusan teknik informatika dan komputer.
Sementara untuk sekolah dasar hampir belum ada.
“Berkat
kerja sama dengan mara mahasiswa dari ITS, para anak didik mau
mempelajari robotik. Kini bahkan banyak sekolah dasar yang mulai
mengikuti dengan membuka kelas ekstrakulikuler robotik,” ungkap
pria lulusan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Airlangga
(Unair) Surabaya tersebut.
Pembelajaran
robotik kepada anak-anak sekolah dasar tidak hanya diajarkan sebagai
bagian dari kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Di luar sekolah
formal pun kini mulai bermunculan seperti Bandung Robotic School
(BRS). Sejak dua tahun yang lalu BRS didirikan atas upaya Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Bandung
untuk menampung minat para siswa di bidang robotik.
Menurut
salah satu mentor BRS Saharuddin, meski baru dua tahun berdiri,
hingga kini telah ada lebih dari seratus siswa yang mengikuti program
pembelajaran robot di BRS. Di antara para siswa yang ikut beragam
mulai anak usia dini, SD, SMP, hingga SMA.
Program
belajar robotik di BRS dibagi dalam tiga kategori meliputi kelas
ekstrakulikuler, reguler, dan privat. Untuk kelas eks-school
hingga kini lembaga ini telah bekerja sama dengan lima sekolah
swasta dan menyediakan tentor yang ahli di bidang robotik.
Sementara kelas reguler, kegiatan belajar robotik dilakukan di kantor
BRS.
“Yang
unik ialah tidak sedikit para siswa yang minta diajari pembuatan
robotik dengan program privat. Jadi, tentor yang akan mengunjungi
siswa dan belajar di rumah,” kata Saharuddin kepada KORAN SINDO.
Minat
belajar para siswa terhadap teknologi robot patut diapresiasi. Negeri
ini membutuhkan para generasi yang melek teknologi sehingga mampu
memajukan bangsa.
*nafi’
muthohirin
Demikianlah
isi sebuah berita yang disiarkan Koran Sindo, Minggu 6
April 2014. Berita yang
termuat di halam 4 itu menunjukkan bahwa murid-murid Sekolah Dasar
(SD) di Surabaya, terutama SD Muhammadiyah 4 Pucang, sudah bisa
membuat robot. Keterampilan tersebut sudah diakui secara nasional.
Sebab, robot hasil karya mereka memperoleh anugerah juara umum
pada ajang International Islamic School Robotic Olympiade (IISRO)
2013 di Bandung.
Tentu
saja ini berita baik. Kalau berita baik tentang murid-murid SD
seperti ini sering ke dalam pikiran kita, yang akan keluar juga kesan
yang baik tentang mereka. Kesan yang baik ini penting buat mereka.
Paling tidak, untuk membuat mereka bersemangat untuk mengembangkan
diri mereka.
Dalam
konteks ini, Nafi’ Muthohirin seolah-olah paham bahwa memasukkan
ide-ide bagus ke dalam otak akan melahirkan sikap dan perilaku yang
bagus pula. Nafi’ Muthohirin seolah-olah mengamalkan perintah Tuhan
agar manusia memasukkan hal-hal yang positif ke dalam otaknya,
sehingga output-nya
pun bagus. Selamat buat Nafi’ Muthohirin.***
Rejodani,
14 April 2014
0 komentar:
Posting Komentar