usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat

Minggu, 15 Maret 2015

Setiap media pers punya empat posisi, yakni sebagai media komunikasi, lembaga sosial, produk informasi, dan lembaga ekonomi (Abrar, 2011:8). Setiap posisi akan menentukan aktivitas, fungsi, tujuan, kewajiban, dan muatan isi media pers bersangkutan. Dalam posisinya sebagai lembaga sosial, salah satu fungsi media pers adalah memimpin opini publik. Fungsi memimpin opini publik ini dilakukan media pers melalui berita yang disiarkannya.
Secara praktis,  setiap media pers memiliki cara untuk mengemas berita yang akan disiarkannya. Cara mengemas berita inilah yang kemudian dikenal sebagai kemasan jurnalisme. Kemasan jurnalisme ini akan menentukan apakah berita yang dihasilkannya akan mempengaruhi khalayak atau tidak. 
Kemasan jurnalisme, secara konseptual, kata Sam Abede Pareno (2005:142), dibentuk oleh: (i) bagaimana berita itu disajikan, dan (ii) siapa yang menjadi narasumber beritanya. Dari sini, muncul pikiran bahwa setiap media pers akan mengoptimalkan cara terbaik dalam menyajikan berita dan menjadikan intelektual atau praktisi yang berkompeten sebagai narasumber berita.
Cara penyajian berita, kata Toety Azis (1992:36), memang perlu dipertimbangkan mengingat pembaca media pers: (i) tidak punya waktu yang relatif sedikit untuk membaca berita, dan (ii) bisa menangkap pesan yang disampaikan berita secara cepat. Sampai di sini, muncul persoalan, apa ukuran yang bisa dipakai untuk menentukan apakah cara penyajian berita sudah menghasilkan pesan yang mudah ditangkap?
Jawabannya berkaitan dengan teknis jurnalisme, yakni menyangkut judul dan framing. Soal judul, menurut teknis jurnalisme, ia harus memenuhi beberapa syarat,  antara lain: (i) merupakan intisari berita, (ii) memuat informasi penting, (iii) panjang judul maksimal 11 kata, (iv) judul tidak dimulai dengan angka, dan (v) judul tidak bersifat bombastis, tetapi tetap menarik. Sedangkan soal framing, sesungguhnya terdapat empat teknik framing, yakni, (i) defining problem, (ii) diagnosing causes, (iii) making moral judgement, dan (iv) suggesting remedies (Abrar, 2005:36). Pemakaian teknik framing ini tidak bisa dilakukan begitu saja. Namun, kata Ashadi Siregar (2002:xxx), harus berkonteks pada kepentingan publik atau nilai (value) dan cita-cita sosial yang dipandang luhur. Dengan begitu, sebenarnya kita bisa mengidentifikasi apa framing sebuah berita dan apa pula teknik framing yang dipakai. 
Menyangkut narasumber berita, media pers perlu berhati-hati memilihnya. Soalnya, banyak narasumber yang tidak netral alias berpihak kepada kelompok atau golongan tertentu. Tidak jarang, bahkan, narasumber tersebut menjadi corong perusahaan atau partai politik. Wajar bila beberapa ahli menggunakan metafor: jangan hanya mendengar lagunya, tapi lihat juga siapa penyanyinya.
Nah, dari usaha melihat “penyanyi” inilah kita bisa membayangkan siapa sesungguhnya narasumber itu. Secara umum, narasumber itu bisa digolongkan menjadi: (i) intelektual, (ii) praktisi, dan (iii) masyarakat awam. Dengan mengidentifikasi narasumber ini kita bisa melihat siapa sesungguhnya dia dan keberpihakannya dalam menyampaikan informasi.***
Rejodani, 15 Maret 2015



0 komentar:

Posting Komentar

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.