usaha mendekatkan jurnalisme kepada masyarakat

Jumat, 16 Oktober 2015


Petani Gagal Panen Dapat Uang Ganti Rugi

Jakarta, Tribun—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menunjuk PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai penanggung risiko tunggal dari kerugian asuransi pertanian. Mulai pekan ini, petani yang gagal panen bisa mendapatkan uang ganti rugi dari gagal panen.
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa keuangan (OJK), Dumoly Pardede mengatakan, manajemen Jasindo telah menyanggupi jika harus sendiri menanggung risiko kerugian asuransi pertanian.
Di sisi lain, premi asuransi pertanian yang dikelola juga tidak besar sehingga tidak perlu ada konsorsium.
“Jasindo telah memiliki kantor cabang yang tersebar merata di seluruh Indonesia sehingga tidak masalah nanti untuk klaim,” kata Dumoly, Kamis (8/10).
Pemerintah telah mencairkan dana premi asuransi pertanian sebesar Rp 150 miliar kepada Jasindo untuk melindungi satu juta hektare (ha) lahan pertanian di sepanjang tahun ini.
Petani tidak menanggung beban asuransi secara keseluruhan. Mereka hanya membayar premi sebesar Rp 30.000 per ha. Sementara, pemerintah akan memberikan subsidi pembayaran premi senilai Rp 150.000 per ha.
Namun, tidak semua petani akan menikmati asuransi pertanian yang digagas oleh pemerintah ini. Hanya petani yang sudah tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) akan mencapatkan perlindungan.
Direktur Operasi Ritel Jasindo, Sahata L. Tobing mengaku pihaknya telah menyiapkan mekanisme untuk menekan risiko. Misalnya, lokasi yang ditanggung oleh klaim asuransi pertanian bukan pada lahan sawah yang waktu keringnya lebih panjang dan seleksi Gapoktan.
Lewat jaring pengaman ini, Sahata yakin, Jasindo tak akan tekor. “Kami sudah belajar tiga kali tahap uji coba. Memang masih rugi namun sekarang ini kami sudah dapat meminimalisir risiko,” tandas Sahata.
Dumoly menambahkan, pemerintah bersedia memberikan dana talangan tambahan jika jumlah pembayaran klaim Jasindo melebihi pendapatan premi. Meski begitu, Dumoly mengharapkan Jasindo bisa mengelola risiko dengan cermat. “Setahu saya, Menteri BUMN menyanggupi jika rugi dapat diberikan tambahan,” kata Dumoly.(Mona Tobing)

Demikian berita yang disiarkan Tribun Jogja, 9 Oktober 2015. Berita ini tentu menggembirakan para petani yang menjadi anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Mereka memperoleh perlindungan. Kalau panen mereka gagal, mereka akan memperoleh ganti rugi dari PT Jasindo. Mereka tidak was-was lagi menggarap pertanian mereka. Bukan mustahil mereka terdorong meningkatkan usaha pertanian mereka dari subsistence menjadi pertanian komersial. 

Asuransi pertanian ini merupakan terobosan untuk membesarkan hati petani. Selama ini para petani dibiarkan sendirian menghadapi risiko gagal panen. Padahal mereka sudah mengeluarkan banyak uang untuk menggarap tanah pertanian mereka. 

Namun, berita di atas tidak menjelaskan jumlah klaim yang akan diterima para petani yang gagal panen. Kita hanya berharap jumlah klaim itu sebanding dengan jumlah biaya yang dikeluarkan petani untuk menggarap lahan pertanian sebelum gagal panen. Kalau harapan ini terwujud menjadi kenyataan, proteksi terhadap petani benar-benar membesarkan hati petani.*** 

Rejodani, 16 Oktober 2015   

0 komentar:

Posting Komentar

Ana Nadhya Abrar


Namaku Abrar. Konon, aku lahir di Bukittinggi pada 20 Februari 1959. Maka,
pada saat tulisan ini kubuat, aku sudah berumur 55 tahun lebih. Dalam
usia sekian, aku tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri. Apakah aku
sudah menjadi intelektual di bidang jurnalisme? Namun, aku teringat
indikator intelektualitas yang pernah disampaikan Ashadi Siregar
dalam majalah Balairung, No.3-4, 1987, hal. 10, yakni
memiliki: (i) kesadaran eksistensial tentang diri, (ii) kesadaran
eksistensial tentang profesi, dan (iii) orientasi kemasyarakatan.



Museum Orang Pinggiran

Museum ini menyimpan barang-barang yang pernah dipakai orang pinggiran, karya orang
pinggiran, koleksi orang pinggiran, kisah tentang orang pinggiran, dan ide-ide
orang pinggiran. Melalui museum ini saya ingin mengapresiasi orang-orang
pinggiran dan orang-orang yang terpinggirkan
Diberdayakan oleh Blogger.