Tokoh Politik Saksikan
Pentas Seni “Bangun Majapahit”
Mega-Novanto Saling
Lemparkan Senyum
Pentas
seni bertajuk peduli ‘Bangun Majapahit’ di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki
(TIM), Cikini, Jakarta Pusat dihadiri sejumlah elite politik, Kamis (26/11)
malam. Tak hanya itu, konten dari acara tersebut juga sarat dengan tema politik
yang sedang hangat di tanah air.
Pagelaran ini dipersembahkan oleh
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan dengan maksud untuk mengangkat kembali budaya
Indonesia. Dalam pagelaran yang berlangsung selama kurang lebih dari dua jam
ini beberapa tokoh politik hadir menyaksikan selain Megawati, turut pula
menyaksikan pengurus DPP partai berlambang banteng, yakni Sekjen Hasto
Kristiyanto, Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki, dan beberapa petinggi
partai lainnya.
Dedi Gumelar atau yang akrab
disapa Miing yang bertindak sebagai master of ceremony (MC) banyak
memberikan joke segar. Ia memancing
gelak tawa para hadirin yang menyaksikan pagelaran budaya tersebut, tak
terkecuali Megawati Soekarnoputri yang duduk di baris ke enam itu. “Halo? Oh
Nov, ini saya lagi mengisi acara,” ujar Miing.
Miing kemudian menjelaskan kepada
seseorang dari balik telepon genggamnya itu bahwa ia sedang melakukan tugasnya.
Kemudian ia menyinggung soal “trending topic” bersama orang yang
menghubunginya.
“Oh iya jadi trending topik,
trending topik dan semoga jadi topik dan hidayah juga ya. Sekarang balik ke
kampus? Oh ya sudah,” ucap Miing.
Namun, Miing buru-buru
menjelaskan dengan siapa dirinya berbicara. Ia segera menyebutkan nama mantan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinov Chaniago kepada para
penonton, supaya penonton tidak menduga-duga. “Ini, tadi Pak Andrinov, mantan
menteri,” kata Miing.
Tak sampai di situ, candaan Miing
pun tetap berlanjut pada saat pegelaran mencapai ujungnya. Para pemain ketoprak
mendapatkan bunga dari Megawati sebagai bentuk penghargaan telah sukses
memberikan tontonan yang menghibur dan juga mendidik.
Tiba saat Mega hendak memberikan
bunga ke Butet Kertaradjasa satu di antara puluhan pemain ketoprak. Miing
kembali berkelakar. “Butet juga dapat saham. Bukan dari Freeport, tapi
Freelance,” kata Miing yang sontak disambut tawa para hadirin.
Meski tidak sejak awal
menyaksikan, Ketua DPR RI Setya Novanto juga hadir dan duduk sederet dengan
Megawati. Novanto datang berbarengan dengan Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Duduk
satu baris dengan Megawati, Novanto tampak senyum-senyum saat melihat lawakan
terkait pencatutan nama tersebut.
Mega bertemu Novanto
Usai pagelaran tersebut, Novanto
yang mengenakan kemeja batik lengan panjang tidak tampak di pintu keluar. Awak
media sempat menyaksikan Novanto dan Megawati bertemu dan saling melempar
senyum. Mega kemudian ditanya oleh para wartawan mengenai kasus laporan Menteri
ESDM ke MKD DPR terhadap Ketua DPR Setya Novanto.
Ketua Umum PDI Perjuangan
Megawati Soekarnoputri menjelaskan, partai yang ia pimpin meyakini, jalan
kebudayaan harus segera dilakukan di tengah gempuran nilai budaya luar yang
sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
Menurut Presiden ke-5 Republik
Indonesia itu, Bangun Majapahit benar-benar diangkat dari sejarah bangsa
Indonesia. Dalam perjalanannya budaya Indonesia tidak lepas dari proses politik
yang dijalankan oleh Indonesia.
“Bagaimana sebuah pergulatan
politik terus berjalan dan tentunya akan menunjukkan pertempuran antara
kebaikan dan keburukan. Tapi akhirnya yang menang pasti kebenaran,” tuturnya.
Luhut siap diperiksa
Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan bersedia dimintai
keterangannya jika dibutuhkan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan untuk kepentingan
pemeriksaan Ketua DPR Setya Novanto.
Sementara dalam rekaman
percakapan antara Novanto dengan petinggi PT Freeport Indonesia, nama Luhut
berkali-kali disebut. Namun, Luhut saat dikonfirmasi lagi, enggan berkomentar
lebih jauh soal namanya yang berulang kali disebutkan oleh Novanto “Kalau dipanggil
ya datang. Kenapa seperti itu aja repot.” Ujar Luhut di Kantor PPATK, Jakarta,
Jumat (27/11).
Nama Luhut disebut sebanyak 16
kali dalam transkrip percakapan yang telah beredar luas di media social itu.
Luhut sebelumnya membantah apa yang disebutkan dalam rekaman pembicaraan
pertemuan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Novanto,
dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid, 8 Juli 2015.
Termasuk membantah telah bertemu
pejabat PT Freeport untuk meminta sesuatu dari perusahaan tersebut sebagai
bagian dari negosiasi perpanjangan kontrak Freeport yang akan berakhir tahun
2021. begitu pula saat menjabat Kepala Kantor Staf Presiden (sebelum menjabat
Menko Polhukam), dia menegaskan tidak pernah bertemu pejabat Freeport, termasuk
saat dirinya berada di Amerika Serikat sebelum kunjungan kerja Presiden Joko
Widodo ke sana, beberapa waktu lalu. (Muhammad zulfikar/fer/ther/kcm/kg).
Demikian berita
yang disiarkan Tribun Jogja, Sabtu,
28 November 2015. Berita yang membuat kita merasakan atmosfir kelucuan yang
dihadirkan oleh Miing. Namun, berita tersebut tidak mampu menghadirkan komentar
Megawati Soekarnoputri tentang Setya Novanto. Mega malah bicara soal “Bangun
Majapahit” sebagai sebuah daya kesenian. Akibatnya, kita tidak memperoleh
respons Mega tentang trending topic
media massa dan media sosial di Indonesia akhir-akhir ini.
Dalam konteks
interaksi, kita senang membaca berita tersebut. Soalnya, para tokoh politik
yang “berseberangan” masih bersedia saling lempar senyum dan saling bicara.
Mereka tidak menampakkan perbedaan pandangan politiknya. Mereka bisa mengelola
perbedaan pandangan sehingga tidak memperuncing keadaan. Kenyataan ini sangat
baik bagi penggalakkan demokrasi dan pendidikan politik bagi masyarakat.
Dalam kaitan ini,
hubungan antar politisi bisa terjadi secara intensif tanpa prosedur dan tata
cara baku. Harapannya tentu saja mereka bisa berkoalisi demi mengutamakan
kepentingan masyarakat. Kalau harapan ini terwujud, kehidupan politik bangsa
ini akan semakin matang.***
Rejodani, 3 Desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar