Populasi pohon di bumi masih cukup banyak.
Deforestasi terus mengancam keberadaan hutan.
Gabriel Wahyu Titiyoga
Bumi memiliki pohon lebih banyak daripada yang
diperkirakan sebelumnya. Hasil pemetaan terbaru tim riset dari Universitas Yale
menunjukkan bumi ditumbuhi lebih dari tiga triliun pohon. Perkiraan para
peneliti ini hampir delapan kali lipat angka sejumlah estimasi populasi pohon
sebelumnya. Masalahnya, jumlah pohon saat ini telah berkurang hampir separuh
daripada sebelum peradaban manusia berkembang.
Menggunakan kombinasi citra
satelit, data peta hutan, dan teknologi supercomputer, tim peneliti mampu
memetakan populasi hutan di seluruh dunia dengan detail hingga satu kilometer
persegi. Laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, pecan lalu,
adalah hasil studi populasi pohon yang paling lengkap.
Definisi pohon dalam riset ini
adalah tanaman dengan diameter batang minimal 10 sentimeter setinggi dada orang
dewasa. Jumlah pohon yang didata mencapai 3,04 triliun. Ini setara dengan 422
pohon untuk setiap manusia di bumi. Namun, berdasarkan peta proyeksi dan
tutupan hutan milik Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, populasi
pohon sebetulnya sudah menyusut 46 persen.
“Pohon adalah organisme paling
penting sekaligus rentan di bumi, tapi baru kali ini kita berhasil mengetahui
kondisi dan distribusi mereka,” kata pemimpin studi, Thomas Crowther, peneliti
dari Yale School of Forestry & Environtmental Studies in New Haven,
Connecticut.
Thomas Lovejoy, ahli biologi
konservasi dari United Nations Foundation, mengatakan hasil riset itu tidak
mengesampingkan laju deforestasi yang tengah terjadi saat ini. “Riset itu tidak
menyatakan luas hutan bertambah, hanya menunjukkan ada lebih banyak pohon di
dalamnya,” kata Lovejoy seperti ditulis The Washington Post.
Hasil sensus ini bisa menjadi
petunjuk distribusi satwa dan tanaman di dunia, efek perubahan iklim, dan
bagaimana pohon membentuk lingkungan. Pohon berperan penting dalam siklus
karbon global. Hutan menyerap dan menyimpan karbon dioksida melalui proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen.
Crowther mengatakan pohon bisa
menyimpan karbon dalam jumlah besar. Hal ini sangat penting dalam perputaran
nutrisi, kualitas air dan udara, serta hidup manusia. Namun tak ada yang tahu
bagaimana penghitungan populasi pohon harus dimulai.
Riset ini dilakukan setelah
kelompok anak muda Plant for the Planet bertanya kepada Crowther tentang jumlah
pohon saat ini. Estimasi sebelumnya menyebutkan ada 400 miliar pohon atau
sekitar 61 pohon untuk setiap manusia. Tapi data itu hanya didapat dari citra
satelit dan estimasi tanpa memasukkan data kehutanan resmi. “Hasil riset ini
sungguh mengejutkan karena kita bicara soal triliunan pohon,” kata Crowther
seperti ditulis Livescience.
Wilayah dengan populasi pohon
terpadat berada di utara Rusia, Skandinavia, dan Amerika Utara. Area dengan
pohon terpadat masih ada di wilayah tropis, mencapai 1,39 triliun atau 43
persen dari total populasi pohon dunia. “Informasi ini bisa langsung dipakai
berbagai pihak untuk investigasi ilmiah lainnya,”kata Matthew Hansen, pakar
kehutanan dari University of Maryland.
Meski masih cukup banyak,
populasi pohon sebenarnya terus menyusut. Laporan riset dari World Resource
Institute menunjukkan pohon yang menutupi area seluas 18 juta hectare, sekitar
dua kali wilayah Portugal, lenyap sepanjang tahun lalu. Jumlah ini sudah
menurun dibanding luas hutan yang hilang pada 2013 sebanyak 20,6 juta hektare.
Afrika bagian barat menjadi wilayah baru yang kehilangan pohon terbanyak akibat
perubahan lahan menjadi perkebunan sawit.
Aktivitas manusia adalah penyebab
utama lenyapnya pohon. Deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan kesalahan
pengelolaan hutan mengakibatkan 15 juta pohon hilang setiap tahun. “Kita
menghabisi nyaris separuh populasi pohon di bumi. Dampaknya sudah terasa pada
iklim dan kesehatan manusia,” kata Crowther. “Kita perlu berusaha lebih keras
untuk mengembalikan hutan yang sehat di seluruh dunia.” (Nature/Livescience/Sciencedaily/The
Guardian)
Demikian berita yang disiarkan
oleh Koran Tempo, 7 September 2015. Berita yang sama sekali membuat kita
was-was. Ia menggambarkan betapa kejamnya manusia terhadap hutan. Hutan yang
menyimpan berbagai keanekaragaman hayati, yang bisa mencegah banjir, dan yang
bisa mengurangi efek rumah kaca sudah berkurang 15 juta pohon per tahun. Apakah
ini belum cukup untuk isyarat untuk berhenti menebangi pohon?
Idealnya, berita di atas menjadi
sebuah peringatan buat kita. Ia juga harus bisa menarik kita untuk
menyelamatkan hutan di sekitar tempat kita. Ia, bahkan, bisa juga mendidik kita
untuk menanam pohon sebanyak yang kita bisa di sekeliling kita. Agaknya inilah
yang dihimbau oleh berita di atas.
Untuk menyelamatkan hutan dan menanam
pohon kita tidak perlu menjadi tokoh
lingkungan hidup. Kita cukup punya itikad baik untuk mewariskan bumi ini
kepada generasi penerus kita paling tidak sama dengan kondisi bumi yang kita
terima dari generasi sebelum kita.***
Rejodani, 19 September 2015
0 komentar:
Posting Komentar